Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perketat PPKM Tahap 2, Wali Kota Balikpapan: Banyak Anak Muda Tidak Percaya

Kompas.com - 03/02/2021, 07:52 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menegaskan siap melakukan pengawasan penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tahap dua secara ketat.

Hal tersebut lantaran kritik Presiden Joko Widodo atas pelaksanaan PPKM yang cenderung tidak konsisten sehingga kurang efektif menurunkan angka Covid-19.

“Kita sependapat dengan yang sampaikan Presiden. Hanya saja, masyarakat jangan terjebak PPKM itu tidak efektif lalu tidak dilaksanakan,” jelas Rizal saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/2/2021).

Baca juga: Gerakan Jateng di Rumah Saja, Bupati Batang Masih Pikir-pikir

Rizal mengakui pelaksanaan PPKM saat ini memang belum membuahkan hasil maksimal, karena tingkat kepatuhan masyarakat masih kurang.

“Untuk itu perlu dikawal secara ketat implementasinya,” tegas dia.

Sebagai tindak lanjut arahan Presiden, Rizal mengaku sudah mendapat arahan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk memperketat pengawasan tahap kedua.

“Nanti kami dibantu TNI/Polri bergerak ke mana-mana, ke pasar dan lain-lain melakukan pengawasan ketat,” kata dia.

Baca juga: Gerakan Jateng di Rumah Saja, Pedagang Menjerit: Satu Hari Tak Jualan, Satu Hari Tak Makan

“Hasil evaluasi PPKM tahap I beberapa rumah sakit mengalami penurunan. Tapi yang OTG tetap tinggi. Banyak masyarakat tidak percaya terlebih anak muda. Mereka merasa sehat. Itu yang jadi persoalan,” sambung dia.

Pemkot Balikpapan memulai PPKM tahap pertama sejak tanggal 15 sampai 29  Januari 2021. Karena angka positif tak kunjung turun, PPKM kembali diperpanjang sampai 12 Februari 2021.

PPKM tahap kedua ini lebih fokus pada perkantoran dan perusahaan serta lingkungan sesuai surat edaran  Surat Edaran Wali Kota Balikpapan Nomor 300/269/Pem perihal pemberlakukan PPKM kedua.

Hal ini karena banyak klaster-klaster baru dari muncul tiga kosentrasi tersebut.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo melalui kanal You Tube Sekretariat Presiden, Minggu (31/1/2021), menyebut kebijakan PPKM tidak efektif.

Hal tersebut karena implementasinya tidak dikawal secara konsisten.  

"Yang berkaitan dengan PPKM tanggal 11-25 Januari, kita harus ngomong apa adanya ini tidak efektif. Mobilitas juga masih tinggi karena kita memiliki indeks mobility-nya. Sehingga di beberapa provinsi Covid-nya tetap naik,” kata Jokowi.

Karena itu, Jokowi meminta ke depannya implementasi PPKM diperkuat dan para menteri dan kepala lembaga terkait benar-benar mengetahui kondisi lapangannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com