Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bukit Soeharto, Calon Lokasi Ibu Kota Baru yang Dikunjungi Jokowi

Kompas.com - 07/05/2019, 21:02 WIB
Caroline Damanik

Editor

KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo mengunjungi kawasan Bukit Soeharto di Kecamatan Semboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (7/5/2019), sebagai salah satu lokasi calon ibu kota baru.

Bukit Soeharto atau juga populer dengan nama Taman Hutan Raya Bukit Soeharto di Kalimantan Timur memiliki luas 61.850 hektar.

Lokasi taman hutan rakyat ini berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Baca juga: Ini Sejumlah Alasan Sulawesi Selatan Dinilai Layak Dijadikan Ibu Kota Negara

Kawasan ini terdiri dari kawasan hutan lindung dan kawasan safari dengan luas 19.865 hektar, taman wisata 4.400 hektar, hutan pendidikan 1.500 hektar, Hutan Penelitian Pusat Rehabilitasi Hutan Tropis Unmul 22.183 hektar, Wanariset Samboja 3,504 hektar, dan area perkemahan pramuka 2.700 hektar.

Lokasinya bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam dari Samarinda atau 45 menit dari Balikpapan dengan jalan darat.

Sebagian kawasan kini dilewati oleh ruas Tol Balikpapan-Samarinda. Tol senilai Rp 6,2 triliun itu melintas sepanjang 24 kilometer di dalam Tahura Bukit Soeharto yang merupakan kawasan konservasi.

Awang Faroek yang kala pembangunan awal tol menjabat sebagai Gubernur Kaltim memastikan, jalan tol tidak akan merusak kawasan konservasi tersebut.

Baca juga: Ditawarkan Jadi Calon Ibu Kota Negara, Ini Kelebihan Maja

Sedikitnya, ada tiga sungai besar yang bermuara ke Sungai Mahakam di daerah ini. Oleh karena itu, seperti dikutip dari tulisan berjudul "Bukit Soeharto Hanya untuk Konservasi" yang tayang di Harian Kompas pada 3 September 2001, keberadaannya dinilai bermanfaat untuk hajat hidup orang banyak.

Kawasan ini pun diperuntukkan sebagai etalase hutan tropis basah di Kaltim, penyeimbang iklim makro, serta daerah resapan air.

Anda bisa melihat-lihat suasana Bukit Soeharto melalui Google Street View. Berikut ini adalah rest area Jalan Balikpapan-Samarinda non-tol di dalam kawasan Bukit Soeharto.

Sayangnya, kawasan ini kerap menjadi lokasi tambang batu bara ilegal. Pembalakan kerap terjadi dan kondisinya tak karuan.

Pada tahun 2001, Bupati Kutai kala itu, Syaukani HR, sempat menyatakan keinginannya untuk menambang batu bara di Bukit Soeharto.

Alasannya, keberadaan lapisan batu bara di Bukit Soeharto sangat mudah terbakar pada saat udara panas sehingga kerap dianggap sebagai pemicu kebakaran hutan.

Oleh karena itu, penanaman kembali untuk saat ini kurang bermanfaat. Menurut dia, lapisan batu bara yang ada harus diangkat terlebih dahulu, kemudian direklamasi dan ditanami kembali.

Kata Jokowi

Provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi pertama yang dikunjungi Presiden dalam melakukan peninjauan awal terkait kelayakan calon ibu kota.

"Memang ada beberapa lokasi yang sudah kira-kira 1,5 tahun ini dikaji yang salah satunya adalah di Kalimantan Timur yang kurang dan lebih kita datangi siang hari ini," ujar Presiden Jokowi usai melakukan peninjauan seperti dikutip dari siaran pers resmi Istana.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Jika Ibu Kota Pindah ke Purwakarta, Negara Tak Perlu Beli Tanah

Selama peninjauan berlangsung, Jokowi mendapatkan paparan dari Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Hadi Mulyadi dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kaltim Zairin Zain.

Setelah dari Kaltim, malam ini, Jokowi telah tiba di Kalimantan Tengah. Rencananya, Jokowi akan mengunjungi lokasi calon ibu kota baru yang ada di provinsi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com